Mungkin beberapa hari terakhir ini telinga para guru di Indonesia sedang panas-panasnya atau mungkin kepala mereka yang sedang dalam size terbesarnya. Bagaimana tidak, guru sedang dibicarakan dimana-mana, bak seorang artis yang sedang naik daun. 2 hari yang lalu, 25 November adalah Hari Guru Nasional yang ke-23. Iya, 23 tahun sudah guru Indonesia berulang tahun dan apa yang sudah diberikan dan didapat?
Di artikel ini dan (anggap saja masih) di Hari Guru Nasional ini, saya tidak akan membahas banyak soal guru. Justru saya akan banyak menyinggung partner kerjanya, siswa. Bukan untuk membuat telinga siswa memanas, tetapi setidaknya untuk membuka mata para siswa sampai akhir kata di artikel ini. Siapapun kamu, murid, siswa, pelajar, taruna, mahasiswa atau santri, selain menimba ilmu, sudah kah kamu tau apa yang harus kamu lakukan? Sudah kah kamu tau tugas dan tanggung jawab kamu?
Siapa Guru Kita?
Akan lebih baik jika kita awali dengan mengenal guru kita. Arti yang paling luas dari guru menurut penulis adalah sumber ilmu yang memberikan pengetahuan kepada kita. Jadi, tidak hanya orang yang berkesempatan menikmati bangku sekolah yang memiliki guru. Keluarga, teman, kerabat dan bahkan alam pun bisa menjadi guru untuk siapapun.
Mari kita sempitkan pembahasan kita kepada sosok guru secara formal. Guru adalah seorang pengajar di sekolah baik negeri maupun swasta dan yang memiliki kemampuan khusus sebagai latar belakang pendidikannya, minimal sarjana. Selain itu, guru juga memiliki ketetapan hukum yang sah.
Tak hanya mengenal, kita juga perlu memahami siapa guru kita. Secara bahasa, guru diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti berat. Bisa dibenarkan karena tugas dan kewajiban guru memang berat. Tidak hanya menyampaikan ilmu sesuai dengan spesialisasinya, guru juga harus mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan memberikan evaluasi. Pahami!
Kita Harus Bagaimana?
Sebuah ungkapan terimakasih di Hari Guru Indonesia bukan lah hal yang guru harapkan. Memang, setiap guru akan merasakan kebahagiaan, bahkan hingga meneteskan air mata, ketika mendapatkan ucapan-ucapan apresiasi di Hari Guru. Akan tetapi, ada beberapa hal yang lebih bermuatan positif untuk lebih membahagiakan guru kita.
Jika tugas guru (sekolah) adalah mendidik dan membimbing kita, tugas kita adalah mendukung tugas guru. Dengan bagaimana?
Berikut beberapa poin yang perlu kita lakukan.
- mengerjakan tugas dengan jujur dan rutin
- menaati peraturan sekolah
- menaati perintah guru dan berhubungan baik dengan guru di dalam dan luar sekolah
- turut membangun suasana pembelajaran yang kondusif
- mengharumkan nama sekolah atau setidaknya menjaga nama baik sekolah
- melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan positif serta menemukan dan menggali bakat
- menjaga dan mengembangkan semangat solidaritas dan kesatuan dengan warga sekolah
- memupuk rasa cinta berbangsa dan bernegara
Apakah Tugas dan Kewajiban Siswa Cukup Seperti Itu?
Ada beberapa fenomena yang terjadi dan membuat pusing banyak orang. Banyak perilaku siswa terhadap guru maupun perilaku siswa di dalam dan di luar sekolah yang tertangkap mata dan kamera yang dinilai tidak pantas. Tidak perlu disebutkan satu persatu, yang terpenting adalah tindakan untuk merubah perilaku negatif menjadi perilaku positif. Salah satu caranya adalah dengan menanamkan pendidikan karakter di sekolah.
Tugas guru dan siswa semakin besar dan berat karena publik juga menyoroti perilaku siswa di dalam dan di luar sekolah. Jangan sampai nilai agama siswa 9, tetapi perilakunya tidak menunjukkan hal yang diharapkan. Reliabilitas nilai yang diberikan oleh guru seharusnya bisa menjadi cerminan perilaku siswa di luar sekolah. Nilai ini akan menjadi valid jika perilaku siswa di dalam dan di luar sekolah sama. Sama-sama baik adalah harapannya.
Beberapa tugas dan kewajiban siswa yang disebutkan di atas tidak hanya diimplementasikan di sekolah karena pada akhirnya tujuan sesungguhnya adalah ketika tugas dan kewajiban tersebut juga bisa direalisasikan di masyarakat. Dengan kata lain, karakter siswa ini juga dibentuk oleh lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Ketiga faktor eksternal ini harus saling mendukung. Siswa harus mendapatakan perhatian dan penilaian yang cukup di sekolah, di rumah dan di lingkungan masyarakat.
Lebih memahami artikel ini dengan membaca:
Ini Dia Kenakalan Remaja di Sekolah
Siswa Jaman Now VS Siswa 80an
Bagaimana Cara Kita Menjadi Lebih Bernilai?
Seperti yang telah sedikit disinggung di atas, ada sebuah skenario bersama dengan tujuan agung yang dilakukan oleh para aktifis pendidikan di Indonesia. Apa itu? Pendidikan Karakter. Secara sederhana, tujuannya adalah untuk mengubah perilaku-perilaku negatif (siswa) menjadi perilaku-perilaku positif atau menempatkan (siswa) tepat pada posisi dan porsinya. Ahli telah menetapkan 18 karakter dasar yang ditanamkan di dunia pendidikan.
18 nilai-nilai karakter siswa adalah sebagai berikut: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Layaknya sebuah tanaman, karakter-karakter berikut memerlukan pupuk dan perawatan untuk hidup dan membuahkan hasil.
Dengan bermodalkan karakter tersebut, tujuan pendidikan karakter akan tercapai. Yakni:
- mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
- mengembangkan kebiasaaan dan perilaku terpuji dan sejalan dengan nilia2 universal, dan tradisi budaya bangsa Indonesia yang religius
- menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa
- mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
- mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
Jadi, sudah seberapa kuat karakter kita?
Siapkan diri kita untuk menjalankan tugas dan kewajiban kita sebagai siswa di sekolah, anak di keluarga dan anggota masyarakat di masyarakat!