Melanjutkan apa
yang sudah Youngnesia posting tentang “7 Daftar Lengkap Kecelakaan Pesawat diIndonesia PART I”, berikut ini kami informasikan 7 daftar kecalakaan lagi untuk
PART II yang terjadi pada selang waktu tahun 1992-1997.
1992
24 Juli:
Mandala Airlines Penerbangan 660 adalah penerbangan terjadwal pada tanggal 24 Juli 1992 yang jatuh di sebuah gunung di Pulau Ambon, karena mencoba untuk mendarat di Bandar Udara Pattimura pada saat kondisi badai yang parah. Kesalahan pilot dan perubahan arah angin menjadi penyebab kecelakaan tersebut.
Pesawat yang digunakan adalah Vickers Viscount 816 dengan
nomor seri 434. Pesawat ini dibeli pada tahun 1986 oleh Mandala Airlines dengan
registrasi PK-RVU dan diberi nama Nias.
18 Oktober:
Merpati Nusantara Airlines Flight 5601 adalah penerbangan penumpang berjadwal domestik pada tanggal 18 Oktober 1992. Pesawat ini berangkat dari Bandar Udara Internasional Achmad Yani ke Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara. Pesawat CASA/IPTN CN-235-10 yang berumur dua tahun tersebut jatuh di sisi barat Gunung Papandayan pada pukul 13:30 UTC dalam cuaca buruk. Pesawat meledak hingga menewaskan kedua puluh tujuh penumpang dan empat awak pesawat.
1994
10 November:
Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 422 melibatkan Fokker F28 yang jatuh pada tanggal 30 November 1994 setelah pendaratan. Tidak ada yang tewas dalam kecelakaan itu, namun pesawat itu langsung diistirahatkan. Penyebab kecelakaan diduga karena pilot membiarkan pesawat menyentuh landasan terlalu jauh sepanjang landasan pacu pada saat hujan deras, menyebabkan jarak yang tidak cukup untuk pesawat berhenti.
Pesawat itu sedang dalam penerbangan jarak pendek dari
Jakarta ke Bandar Udara Internasional Achmad Yani. Ada 79 penumpang dan enam
awak di dalamnya. Pada pukul 18:45 Penerbangan 422 mendarat di landasan di
Bandar Udara Internasional Achmad Yani dan langsung berjalan menuju ujung
landasan. Penerbangan 422 masuk ke dalam parit dan pecah menjadi tiga bagian.
Tidak ada api pada saat pesawat berhenti tetapi pesawat itu rusak dan
diperbaiki. Tak satu pun dari 85 penumpang dan kru tewas atau terluka dalam
kecelakaan itu.
1995
10 Januari:
Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 6715 merupakan
sebuah penerbangan terjadwal oleh yang berangkat dari Bima menuju Ruteng.
Pesawat tersebut hilang di dekat pulau Flores dan menewaskan seluruh penumpang
beserta awaknya yang berjumlah 14 orang.
1996
13 Juni:
Garuda Indonesia Penerbangan 865 dengan rute dari Fukuoka, Jepang menuju Jakarta. Ketika hendak lepas landas, pesawat meluncur keluar ujung landasan, mengakibatkan pesawat meledak dan terbakar, menewaskan 3 dari 275 penumpang seketika.
1997
20 April:
Merpati MZ 106, jatuh pada Sabtu 20 April 1997, pukul
08:00 WIB di Desa Buluhtumbang, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung.
Akibatnya, 15 orang tewas dari total 48 penumpang yang diangkut pesawat naas
tersebut.
26 September:
Garuda Indonesia Penerbangan GA 152 melibatkan sebuah pesawat Airbus A300-B4 yang jatuh di Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia (sekitar 32 km dari Bandara Polonia dan 45 km dari kota Medan) saat hendak mendarat di Bandara Polonia pada tanggl 26 September 1997. Kecelakaan ini menewaskan seluruh orang di dalamnya yang berjumlah 234 orang (222 penumpang dan 12 awak) dan hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terburuk dalam sejarah Indonesia. Kecelakaan ini berjenis CFIT (Controlled flight into terrain; Penerbangan Terkendali Menuju Daratan) dimana sebuah pesawat yang laik terbang dan memiliki kru yang terlatih tanpa sengaja jatuh ke tanah, pegunungan, atau perairan). Pilot umumnya tidak menyadari bahaya di depan hingga semuanya terlambat.
Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke
Medan dan telah bersiap untuk mendarat. Menara pengawas Bandara Polonia
kehilangan hubungan dengan pesawat sekitar pukul 13.30 WIB. Saat terjadinya
peristiwa tersebut, kota Medan sedang diselimuti asap tebal dari kebakaran
hutan. Ketebalan asap menyebabkan jangkauan pandang pilot sangat terbatas dan
hanya mengandalkan tuntunan dari menara kontrol Polonia, namun
kesalahmengertian komunikasi antara menara kontrol dengan pilot menyebabkan
pesawat mengambil arah yang salah dan menabrak tebing gunung. Pesawat tersebut
meledak dan terbakar, menewaskan seluruh penumpang dan awaknya.
19 Desember:
SilkAir Penerbangan 185 adalah layanan penerbangan komersial rutin maskapai penerbangan SilkAir dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia ke Bandara Changi, Singapura. Pada tanggal 19 Desember 1997, sekitar pukul 16:13 WIB, pesawat Boeing 737-300 yang melayani rute ini mengalami kecelakaan jatuh di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Seluruh 104 orang yang ada di dalamnya (97 penumpang dan 7 awak kabin) tewas, termasuk pilot Tsu Way Ming dari Singapura dan kopilot Duncan Ward dari Selandia Baru.
Investigasi kecelakaan
ini dilakukan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia bersama
dengan tim ahli dari NTSB Amerika, Singapura, dan Australia. Pada tanggal 14
Desember 2000, KNKT mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa penyebab
kecelakaan tidak dapat diketahui (undetermined). Namun, NTSB memiliki pendapat
yang berbeda. Menurut mereka, kecelakaan ini disebabkan oleh tindakan Kapten
Tsu yang sengaja menjatuhkan pesawatnya ke laut (bunuh diri).
Baca juga:
Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia PART I
Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia PART III
Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia PART IV