-->
7 Daftar Lengkap Kecelakaan Pesawat di Indonesia PART I

7 Daftar Lengkap Kecelakaan Pesawat di Indonesia PART I

7 Daftar Lengkap Kecelakaan Pesawat di Indonesia PART I

Indonesia saat ini tengah dihebohkan dengan tragedi kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Kejadian seperti ini tentunya bukan pertama kalinya di Indonesia. Kecelakaan pesawat di Indonesia sudah terjadi sejak tahun 1967 dan terus berlanjut hingga kejadian Desember 2014 lalu.

Youngnesia pun telah merangkum tragedi penerbangan Indonesia tersebut ke dalam daftar berikut ini:



PART I (1967-1987)
1967




16 Februari:


Garuda Indonesia Airways Penerbangan 708 adalah penerbangan penumpang pada tanggal 16 Februari 1967 yang jatuh pada saat melakukan pendaratan di Manado, ibukota provinsi Sulawesi Utara. 22 dari 84 penumpang di dalam penerbangan tersebut tewas. Delapan kru pesawat dinyatakan selamat. Kemungkinan penyebab kecelakaan itu adalah  pilot yang ragu-ragu saat melakukan pendaratan, runway yang tidak rata dan cuaca buruk pada saat pendaratan.



1971





10 November:


Vickers Viscount Merpati Nusantara Airlines, dengan nomor registrasi PK-MVS, jatuh di Samudera Hindia di lepas pantai Padang, Sumatra Barat. Kecelakaan ini terjadi karena cuaca buruk, menewaskan 69 orang yang ada di atas pesawat tewas dalam kejadian tersebut.  Bagian bawah pesawat hancur, pesawat pun tergelincir lalu terbakar.

Pesawat lepas landas dari Bandar Udara Kemayoran Jakarta menuju Bandar Udara Tabing Padang. Lima menit sebelum tiba di Padang, pengatur lalu lintas udara (ATC) kehilangan kontak radio dengan pesawat ini. Kontroler di Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II  melaporkan bahwa pesawat tersebut mengirimkan tanda bahaya. Awak pesawat tidak dapat melihat daratan karena cuaca yang buruk dan jarak pandang yang pendek. Pesawat ini kemudian jatuh di Samudera Hindia, menewaskan 62 penumpang dan tujuh kru yang berada di dalam pesawat.


1975





24 September:


Garuda Indonesia Penerbangan 150 adalah penerbangan penumpang berjadwal dari Bandar Udara Kemayoran, Jakarta ke Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. Pada tanggal 24 September 1975, Penerbangan 150 jatuh pada saat melakukan pendekatan untuk mendarat, disebabkan oleh cuaca buruk dan kabut. Pesawat jatuh pada jarak 2,5 mil (4 km) dari kota Palembang. Kecelakaan itu menewaskan 25 dari 61 penumpang, awak pesawat dan 1 orang yang berada di daratan.



1979





11 Juli:


Pesawat Fokker F-28 Garuda Indonesia melakukan penerbangan dari Bandara Mahmud Badaruddin II, Palembang menuju Medan, dipiloti oleh Kapten A.E. Lontoh. Pesawat menabrak dinding Gunung Pertektekan, anak Gunung Sibayak dalam pendekatan untuk mendarat di Bandara Polonia, Medan. Seluruh penumpang yang terdiri atas 4 awak dan 57 penumpang, tewas.


1981





28 Maret:


Garuda Indonesia Penerbangan 206 atau juga dikenal dengan sebutan Peristiwa Woyla adalah sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari pelabuhan udara Talangbetutu, Palembang ke Bandara Polonia, Medan. Pesawat ini mengalami insiden pembajakan pesawat pada 28 Maret 1981 oleh lima orang teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein. Kelompok Islam ekstremis ini menyebut dirinya dengan nama "Komando Jihad".

Penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut tiba-tiba dibajak oleh lima orang teroris Komando Jihad yang menyamar sebagai penumpang. Setelah mendarat sementara untuk mengisi bahan bakar di Bandara Penang, Malaysia, akhirnya pesawat tersebut terbang dan mengalami drama puncaknya di Bandara Don Mueang di Bangkok, Muang Thai tanggal 31 Maret.

Operasi pembebasan pesawat DC-9 (Operasi Woyla) dimulai sehari setelah tersiarnya kabar pembajakan tersebut. Operasi perlawanan terhadap terorisme ini dilakukan oleh Grup-1 Para-Komando dibawah pimpinan Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan yang kemudian beserta tim-nya dianugerahi Bintang Sakti dan dinaikkan pangkatnya satu tingkat, kecuali Achmad Kirang yang gugur di dalam operasi terebut dinaikkan pangkatnya dua tingkat secara anumerta.

Peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla ini menjadi peristiwa terorisme bermotif "jihad" pertama yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.


1982





20 Maret:


Musibah Fokker F28 Garuda Indonesia 1982 terjadi pada tanggal 20 Maret 1982 ketika Fokker F28 yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia mendarat di landasan pacu di Bandar Udara Tanjung Karang-Branti pada saat hujan lebat. Pesawat tergelincir hanya 700 meter dari landasan pacu di bandar udara dan kemudian pesawat terbakar. 23 penumpang dan 4 awak meninggal dunia.



1987





4 April:


Garuda Indonesia Penerbangan 035 adalah penerbangan domestik Garuda Indonesia yang jatuh pada tanggal 4 April 1987. Pesawat ini jatuh saat melakukan pendekatan menuju pendaratan dengan Instrumen Landing System pada saat terjadi di Bandar Udara Internasional Polonia.  Pesawat ini menabrak tiang listrik dan keluar dengan cepat dari landasan. Pesawat ini hancur dan bagian ekor terpisah lalu terbakar.

Sebagian besar korban yang selamat melarikan diri melalui kerusakan pada pesawat dan 11 lainnya terlempar dari pesawat. 4 dari 8 awak tewas dan 19 penumpang mengalami luka fatal karena menghirup asap dan luka bakar. 4 kru dan 18 penumpang lainnya mengalami luka serius. Korban meninggal karena kebakaran dan bukan karena dampak benturan.

Penerbangan ini menggunakan pesawat Douglas DC-9-32 buatan 1976 dengan seri pendaftaran PK-GNQ. Pesawat ini dihapus dari armada sesudah kecelakaan.

Baca juga:


Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia PART II
Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia PART III
Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia PART IV
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar

Advertiser