Lebaran udah tinggal
berapa hari lagi. Ini artinya kamu harus mempersiapkan beberapa hal untuk
mudik. Pastinya, kamu harus menyiapkan bekal baju dan oleh-oleh untuk keluarga
di kampung. Oiya, intip juga tips packing ringkas ini ya biar kamu lebih
gampang bawa barang-barang kamu. Selain mempersiapkan barang-barang bawaan, ada
juga yang perlu disiapkan. Kebanyakan orang lupa dan menyesal ketika
menyadarinya, kenapa gak disiapkan dari awal.
Tau gak, persiapan apa? Kamu wajib mempersiapkan
jawaban dari beberapa pertanyaan iseng yang justru bisa nyakitin perasaan. Gak
lebay sih, tapi emang kena banget. Lebaran adalah waktunya kumpul keluarga,
ngobrol, bercerita dan bercanda. Pasti akan ada beberapa pertanyaan
menyebalkan. Naasnya, pertanyaan itu adalah pertanyaan default untuk basa basi dan kamu harus tahu bagaimana cara menjawab
pertanyaan menyebalkan berikut ini.
Eh, gimana
sekolah/kuliahmu? Dapat peringkat/IPK berapa?
Kemarin lulus
dengan nilai berapa?
Pengen lanjut
dimana?
Udah skripsi
belum?
Kapan lulus?
Lagi sibuk
apa sekarang?
Kapan nikah?
Kapan punya
anak?
Nah, gimana? Siap
menghadapi pertanyaan-pertanyaan itu? Makanya, mulai dari sekarang, siapkan
jawabannya atau setidaknya siapkan cara menjawab pertanyaan menyebalkan
tersebut. Jika kamu tidak punya jawaban yang tepat, Youngnesia sudah siapkan
jawabannya. Yuk disimak!
NB: P (Pertanyaan); J (Jawaban)
P: Gimana sekolah/kuliahmu?
J: Gak gimana-gimana
sih, lancer-lancar aja kok. Gak ada masalah.
P: Terus, dapat peringkat/IPK berapa?
J: Nilai tu
gak penting. Yang penting kan prosesnya. Hehe.. Aku belajar gak cari nilai kok,
tapi cari ilmu.
P: Kemarin lulus dengan nilai berapa?
J: Yang
penting kan lulusnya, bukan nilainya. Toh juga masuk kuliah besok dites lagi
kan?
P: Pengen lanjut dimana?
J: Udah ada
cadangannya kok, tenang aja. Tapi masih mau coba yang lain dulu.
P: Udah lulus?
J: Belum
sih, tinggal skripsi aja kok?
P: Udah nyampe bab berapa?
J: Udah di
pembahasan.
P: Lagi sibuk apa nih?
J: Freelance
aja nih. Gak suka yang terikat, ribet.
P: Kapan nikah?
J: Karir
dulu lah, biar mapan ke depannya.
P: Kapan punya anak?
J: Kok malah
kamu yang keburu punya ponakan?
Itu adalah beberapa
contoh jawaban yang bisa kamu lontarkan. Jawaban-jawaban simpel tersebut tidak
akan membuka ruang untuk pertanyaan nyebelin selanjutnya. Jika ada yang masih
melanjutkan pertanyaan, tenang, ada beberapa trik jitu untuk menanggapi
pertanyaan menyebalkan yang mungkin muncul.
Iyain aja
biar gak ribet
Pada dasarnya, pertanyaan-pertanyaan
tersebut adalah hanya untuk basa-basi aja. Sebenarnya itu adalah pertanyaan
retoris yang tanpa dijawab pun juga tidak jadi masalah. Kecuali jika yang nanya
ngebet minta jawaban. Berarti emang dia pengen “ngejatuhin” kamu. Iyain aja biar
dia sebel. Atau senyumin aja tanpa kamu beri jawaban apapun.
Siapkan jawaban
template
Nah, selain contoh
jawaban di atas, kamu juga perlu nyiapin jawaban kamu sendiri. Jawaban template
bisa menjadi solusi yang cerdas. Pertanyaan template dijawab dengan jawaban template.
Pasti seru! Gak nyambung! Sama-sama bikin kesel kan? Hehe.
Siapa cepat,
dia dapat
Bahkan teman atau
saudara kamu yang nanya “udah lulus?” bisa jadi belum lulus. Mereka yang nanya
“kapan nikah?” bisa jadi belum punya pasangan. Namanya aja pertanyaan template,
sengaja atau tidak, pertanyaan itu bakal keluar. Nah, gimana kalau kamu yang
nanyain terlebih dahulu ke mereka? Iya, sebelum kamu ditanya, mending kamu
nanya dulu. Jika mereka nanya balik, tinggal dijawab, “sama”.
Mendramatisir
pertanyaan
Ada beberapa
kemungkinan kenapa orang sering nanyaen hal-hal yang cukup sensitif tersebut.
Bisa jadi cuma basa-basi, bisa jadi emang tulus dan perhatian, atau malah ingin
menjatuhkan dan memamerkan apa yang mereka punya atau mereka raih. Untungnya,
kebanyakan orang hanya iseng bertanya dan sebenarnya juga malas untuk mengobrolkan
secara panjang lebar.
Biar kapok dan gak
nanya lagi, mending dramatisir aja pertanyaannya menjadi sebuah ajang curhat.
Entah curhatannya berdasarkan fakta atau enggak, yang penting kamu bercerita
panjang lebar untuk membatasi pertanyaan yang lain.
Jawab dengan
kalimat sok bijak atau kamuflase
Seperti contoh jawaban
di atas mengenai nilai, jawab aja dengan sok bijak. Ambil esensi dari beberapa
hal yang ditanyakan dan jawab lah menurut pendapat subjektif kamu, seperti
“nilai itu gak penting”, “aku gak mau asal pilih (jurusan kuliah, kerja,
pasangan)”, “aku mau merencanakannya secara matang (anak, kuliah, pasangan)”,
“udah di pembahasan (meskipun yang dibahas adalah bab I)”.
Pura-pura
gak dengar, lalu mengalihkan pembicaraan
“Gimana … (kuliahmu)?”
Emm.. Eh,
gimana kabar si Topan? Kuliah dimana dia?
Karena pertanyaannya
itu-itu aja, seharusnya kamu sudah tau apa yang bakal ditanyakan sebelum
pertanyaannya selesai. Kalau kamu mendengar beberapa kata tanya yang
memungkinkan akan menjurus ke beberapa pertanyaan tersebut, langsung aja
alihkan pembicaraan.
Aduh,
kebelet nih
Jika ada yang nanya
suatu pertanyaan yang sulit kamu jawab, mending kamu respon dengan, “aduh maaf,
kebelet nih. WC mana WC?” Lari lah dari kenyataan; kenyataan kamu yang gak bisa
jawab. Mudah-mudahan itu hanya lah pertanyaan iseng dan setelah kamu kembali,
pertanyaan itu gak muncul lagi.
Cari aman,
bersembunyi di balik gadget
Jika memungkinkan,
tutup kesempatan untuk bertanya. Salah satunya adalah dengan “menutup” mata dan
telinga. Fokus ke gadget kamu dan orang di sekitarmu akan segan untuk bertanya.
Jangan kan bertanya, mau ngobrol aja enggan. Emang gak enak ngobrol sama orang
yang matanya selalu tertuju di layar smartphonenya.
Tapi, strategi jitu
yang terakhir ini sebenarnya gak disarankan sih. Jarang-jarang bisa kumpul
keluarga atau teman. Masa kamu hanya akan berkutat dengan gadget kamu? Tapi,
kalau emang diperlukan, apa boleh buat?
Sebagai alternatif,
kamu bisa lihat meme lucu ini dan temukan tanggapan maupun jawaban lucu untuk
pertanyaan-pertanyaan tersebut.