Sekarang
jalan semakin padaaattt!!!
Tidak
hanya di kotamu, kota–kota lain juga mengalami hal ini. Di satu
sisi, ini mendatangkan peluang bisnis, tapi di sisi lain, ini sangat
menjengkelkan. Pasti kamu juga pernah atau bahkan sering mengalami
bagaimana kamu terjebak harus menunggu lama di tiap pertigaan dan
perempatan karena saking padatnya jalan. Gila! Panas banget! Kebayang
gak sih kalo makin hari keadaannya semakin memburuk? So, apa yang
mesti kamu lakukan? Youngnesia membantu kamu membuat keputusan dengan beberapa tips merespon kemacetan ini.
Pikir Lagi Deh Kalo Mau Keluar Naik Mobil
Udah
banyak orang kaya mungkin ya? Atau pemerintah kita yang belum kunjung
kaya? Haha.. Just
kidding.
Kita bisa lihat banyak mobil keluaran baru yang melaju di jalan–jalan
sempit tengah kota. Dengan komposisi mobil yang udah ada aja bisa
macet, apalagi kalo dijejal dengan mobil–mobil baru itu?
Hellooo…!!! Tol aja macet, apalagi jalan–jalan dalam kota.
Sebenernya
sih gak masalah kalo mobil itu digunakan semestinya. Mobil kan memang
didesain dengan beberapa tempat duduk. Oke lah ada tipe coupe
yang cuma untuk 2 orang, ada juga city
car
yang harusnya bisa angkut 4 orang, dan sekarang banyak family
car
yang bisa ditumpangi sampai 7 orang. Tapi sayangnya, masih sering
ditemukan hanya ada 1 atau 2 orang yang duduk di row paling depan.
Row tengah dan row belakang kosong. Kekosongan itu lah yang bikin
nambah macetnya jalan kota. Kamu sering nemu itu juga gak?
Naik Motor Aja Deh Kalo Gitu
Yakin
sanggup ngantri lama nungguin kapan tu lampu merah mati dan lampu
hijau nyala? Di jalur antrian ini, nunggu 30an detik aja udah sangat
terasa lama. Tapi, tetep dong kita harus mematuhi rambu lalu lintas.
Hayoo.. Beneran patuh atau takut kena tilang bapak polisi? Banyak
juga kejadian konyol pelanggaran lalu lintas yang terekam dan bisa
kita tonton sebagai penghilang stress. Tapi, tetep aja stressnya gak
ilang kalo tiap hari kita ketemu dengan jalan–jalan yang super
padat. Iya gak?
Buat
pelajar dan mahasiswa, naik motor bisa jadi pilihan tips merespon kemacetan terfavorit.
Meskipun harga bbm naik, mereka cukup tenang membawa uang kertas
merah sepuluh ribu karena bensin eceran hanya Rp. 9000,-. Gimana
temen–temen, 1 liter bensin eceran seberapa mahal sekarang di
kotamu? Yah, setidaknya itu jauh lebih irit daripada naik mobil. Yang
jago nyetir juga bakal lebih tertantang kalo naik motor, gimana dia
harus melewati mobil–mobil dan kendaraan lain di jalan yang dia
lewati. Oops! Tetep hati–hati dan patuhi rambu lalu lintas yaa..!
Bike To Work!
Slogan
ini uda menyebar kemana-mana. Ayo jadikan sepeda sebagai alat
transportasi kita. Terus, gimana kalo tempat kerja atau belajarnya
jauh dari rumah? Gak apa apa lah, itung-itung olah raga. Kalo kamu
naik motor hanya fokus di jalan, kamu bisa tau apa aja yang ada di
kanan dan kiri jalan yang kamu lalui ketika kamu naik sepeda. Kaya
versi slow-motionnya
naik motor. Kamu bisa lebih memperhatikan apa aja di sekitarmu.
Selain
itu, sepeda juga bisa jadi gaya hidup lhoo. Kamu pasti pernah tau kan
sepeda
fixie
yang cukup populer beberapa tahun lalu? Kemudian sepeda
down-hill
yang super gagah itu menyusul. Sekarang, sepeda apa sih yang
nge-trend di kotamu? Tidak perlu jadi gak PD untuk bersepeda. Dengan
sedikit kreatifitasmu untuk merakit partisi-partisinya jadi sepeda
impianmu, kamu bakal terlihat tetep OK kok. Percaya deh!
Gimana Kalau Naik Transportasi Umum Aja?
Sebagian
dari kamu pasti tidak tahu jika ada orang nanya, “Permisi, kalo mau
ke sini, naik bis nomor berapa ya?”. Gimana bisa jawab, naik bis
aja gak pernah. Nah, ini adalah momen dimana kamu bisa ngehafalin
nomor-nomor bis atau angkot beserta jurusan-jurusannya. Jika menuju
satu tujuan kamu perlu beberapa kali naik bis dengan nomor dan tujuan
berbeda, kamu bisa ber-experiment
untuk tahu jalan yang mana yang bisa kamu jadikan shortcut
ke tujuanmu biar lebih cepat. Asyik kan?
Kamu
bakal tahu juga gimana sedapnya aroma di dalam kendaraan rakyat itu.
Pengalaman berdiri dan bergoyang-goyang seirama gerakan kendaraan
sambil tangan kananmu pegangan palang besi juga wajib kamu rasain.
Bayangin jika orang di sampingmu itu gemuk dan berkeringat. Hmmm..
Betapa aromanya melekat di pangkal hidungmu.
Berbeda
dengan kota-kota besar yang sudah ada busway. Dibandingkan dengan
keadaan tadi, kamu akan cukup dimanjakan dengan tempat duduk luas
dengan layout letter U nya, aroma wangi dari spray pengharum ruangan,
dan ademnya ruangan ber-AC. Dan beruntung lagi jika kamu duduk
berhadapan dengan lawan jenis yang menarik. Entah disengaja atau
tidak, sepasang matamu sesekali akan tertuju pada sosok itu. Mungkin
di momen ini, kamu (cowok) akan mengabaikan cewek yang berdiri di
sampingmu yang menunggu kamu berbaik hati memberikan tempat dudukmu
untuknya. Dan mungkin kamu akan berkilah, komat-kamit dalam hati,
“gak papa ya mbak, emansipasi wanita”
Kapan Ya Di Indonesia Ada Pedestrian Road?
Waahh,
ngomongin ini, jadi menghayal suatu saat gedung-gedung pencakar
langit akan berdiri dimana-mana, akan lebih banyak lagi
apartemen-apartemen berlantai puluhan sebagai tempat tinggal
kebanyakan orang, akan banyak billboard, megatron, dan videotron yang
ditempel di bangunan-bangunan tinggi menggantikan baliho–baliho di
pinggir jalan, dan orang–orang akan berrame-rame berjalan kaki.
Kapan ya Indonesia jadi seperti itu? Kotamu bakal jadi Tokyonya
Indonesia, pengen gak?
Tapi,
gimana itu bisa terwujud jika kesadaran kita masih kurang? Boro-boro
jalan kaki, naik sepeda aja ogah. Pengennya naik mobil mewah, semua
kaca ditutup ditambah gorden untuk menjaga privasi biar gak ada
beberapa pasang mata mencuri pandang apa yang kamu punya di dalam
mobilmu yang ber-AC, ber-video player, dan ber-music player dengan
sound system super jedhug-jedhug. Ayo lah, be wise! Ini bukan
jalanmu, tapi jalan kita. Mungkin sebagian dari kalian menambahkan
“itu bukan mobilmu, tapi mobil orang tua”.
Berhubung
ini juga momennya lagi pas setelah yang terhormat bapak Presiden
mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak, kita memang perlu
beradapatasi, mengubah gaya hidup kita menjadi yang seharusnya dan
seperlunya. Yang tadinya “membuang–buang” bbm dengan memakai
mobil sendirian kemana–mana, mulai sekarang, naik motor atau
kendaraan umum perlu dipertimbangkan. Save
our world
dengan meminimalisir pemakaian bahan bakar minyak.
Kita
juga perlu mempersiapkan diri kita dan anak–anak kita kelak supaya
tidak malas untuk berjalan kaki atau bersepeda. Selain lebih hemat
bahan bakar, kita juga bisa berolah raga dan memulai kembali hidup
sehat. Mari membayangkan ketika hidung kita sudah tidak terbiasa
mencium bau asap kendaraan dan telinga kita sudah tidak terbiasa
mendengar bisingnya suara kendaraan. Go
health!
Baca Juga!
Diet tapi tetap makan enak
Tempat-tempat keren, bukan untuk yang takut ketinggian!
Tipe-tipe bos yang kamu wajib tau
Baca Juga!
Diet tapi tetap makan enak
Tempat-tempat keren, bukan untuk yang takut ketinggian!
Tipe-tipe bos yang kamu wajib tau